Rumah Allah, Ka’bah, di Masjidil Haram, Mekkah Al Mukharomah di tahun 2020 (https://www.kuncitips.com)
Seperti kita ketahui, Mekah adalah sebuah kota suci umat Islam. Setiap umat Islam yang sanggup atau mampu, wajib untuk menunaikan rukun Islam ke-5, yakni pergi ke Mekah, yang dikenal dengan nama Naik Haji. Karena itu, pergi ke Mekah sangat didambakan oleh setiap umat Islam di dunia.Sekarang kita hubungkan mengapa nama permainan ini disebut Makah-makah. Kalau dilihat dari segi nama, permainan ini jelas berasal dari nama Mekah (umumnya orang Aceh menyebutnya dengan nama Makah).
Permainan ini dilakukan secara beregu. Permainan ini bersifat kompetitif karena masing-masing regu betul-betul berusaha untuk dapat keluar sebagai pemenang. Bagi regu yang paling cepat atau terlebih dahulu dapat mencapai tujuan disebut Makah, maka regu itulah yang keluar sebagai pemenang.
Nama ini digunakan seolah-olah sasaran yang dicapai itu betul-betul penting atau sangat didambakan seperti keinginan umat Islam untuk dapat dengan cepat menunaikan ibadah Haji (menunaikan rukun Islam ke-5 ke Mekah). Permainan Makah-makah ini dapat dijumpai di seluruh kelompok etnis yang ada di Nannggroe Aceh Darussalam (kelompok etnis Aceh, kelompok etnis Gayo, kelompok etnis Alas, kelompok etnis Aneuk Jame, kelompok etnis Kluet, dan kelompok etnis Tamiyang).
Sejarah
Bagaimana sejarah perkembangan permainan ini, tim peneliti belum memperoleh data-data yang kongkrit.
Pemain
Jumlah pemain untuk permainan ini 6 atau 8 orang. Jika 6 peserta setiap regu adalah 3 orang dan jika 8 peserta setiap regu 3 atau 4 orang. Pemain ini adalah anak-anak yang berumur antara 9-13 tahun, dan dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Seperti telah disebutkan di atas, permainan ini dilakukan oleh anak-anak dari segala golongan dan lapisan masyarakat.
Perlengkapan Permainan
Permainan ini tidak memerlukan peralatan yang berarti, yang diperlukan hanya sebiji batu atau benda lainnya yang kecil untuk mudah disembunyikan dalam genggaman tangan yang diletakkan di bagian belakang punggung. Tempat yang diperlukan adalah tanah lapang sekitar 5 meter persegi.
Jalannya Permainan
Untuk permainan ini masing-masing regu 3 atau 4 orang dan seorang bertindak sebagai pimpinan regu. Kedua regu berdiri pada suatu garis secara berurut yang jaraknya antara regu yang satu dengan yang lainnya sekitar 2 meter. Semua regu menghadap ke titik sasaran yang dinamakan dengan sebutan Makah. Jadi, masing-masing regu berlomba untuk dapat terlebih dahulu sampai ke titik sasaran (Makah).
Tugas kepala regu adalah mengawasi atau menempatkan batu pada salah seorang anggota regunya. Untuk ini ia membuat seolah-olah semua anggota diberi batu untuk disembunyikan dalam kedua tangan yang ditempatkan di belakang. Sebenarnya yang diberikan batu adalah salah seorang di antara anggotanya.
Selanjutnya setelah batu disembunyikan, maka tugas dari regu lain, dalam hal ini melalui kepala regu untuk menebak berada pada siapa batu disembunyikan. Kalau regu lawan tidak dapat menerka, maka peserta, tempat batu disembunyikan, maju selangkah ke depan. Demikian seterusnya permainan berlangsung, sehingga salah satu regu di antaranya dapat mencapai titik sasaran (Makah). Bagi regu yang terlebih dahulu sampai, keluar sebagai pemenang.
Waktu Pelaksanaan
Permainan ini dilakukan pada siang hari pada waktu senggang saat anak-anak telah pulang dari sekolah dan menunggu waktu makan siang, atau pada hari-hari libur.Permainan ini juga dilakukan di tanah-tanah lapang atau di halaman-halaman rumah karena permainan ini dilakukan secara beregu.
Manfaat
Serti telah dijelaskan di atas bahwa permainan ini sangat bersifat kompetitif. Dalam permainan ini hendak digambarkan oleh "si pencipta permainan" bahwa betapa pentingnya orang untuk dapat mencapai cita-citanya. Karena itu, orang harus berusaha, baik secara perseorangan maupun secara bersama-sama agar apa yang diinginkannya dapat tercapai. Di sini juga hendak digambarkan bagaimana pentingnya pergi ke Mekah bagi umat Islam.