Indonesia memang memiliki banyak keanekaragaman budaya. Terutama budaya nenek moyang yang telah di wariskan pada kita untuk selalu dijaga. Salah satu budaya yang harus dilestarikan adalah adat perkawinan atau pernikahan daerah. Dengan berkembang nya zaman modern serta pengaruh globalisasi, kita sedikit banyak telah melupakan warisan upacara adat tersebut.
Setiap upacara adat yang ada di Indonesia memiliki beberapa tahap, khususnya untuk perkawinan adar Jambi sebagai berikut :
Meminang /Melamar
Pihak laki- laki akan mengadakan pemanatuan yang umumnya dilakukan oleh bibi tertua dari pihak laki- laki, sebelum acara melamar. Hal ini untuk mencari tahu, apakah si wanita sudah ada yang melamar. Jika hasil nya sesuai dengan yang diharapkan makan keluarga puhak laki- laki akan membawa sirih pinang, susu, kopi, gula, tepung terigu, dan sebagainya untuk acara lamaran. Dalam prosesi melamar, dihadiri juga oleh tuo tengganai dari kedia belah pihak keluarga.
Tahapan pertama disebut dengan berusik sirih beruo pinang, yaitu perkenalan antara pria dan wanita didampingi ibu dari pihak wanita serta seorang laki- laki yang dituakan di keluarga pihak laki- laki. Yang kedua disebut dengan duduk batuik tegak betanyo. Yaitu mempertanyakan identitas pihak pria serta maksud kedatangannya. Yang ketiga adalah diikat kuat janji sebanyo, yang artinya kesepakatan keluarga. Ketika telah ada persetujuan antara kedua belah pihak maka terjadi tahap perkenalan yang lebih serius. Keseriusan ini ditandai dengan menukarkan benda seperti cincin sebentuk, hanya dipakai oleh pihak wanita. Keempat, adalah adat diisi lembaga dituang, yang artinya tidak memaksakan apakah pernikahan akan dilaksanakan secara mewah atau sederhana.
Setelah terjadi suatu kesepakatan, maka diadakan acara pertunangan. Dan pada momen ini pihak pria akan menyerahkan beberapa hal seperti :
1. Pakaian sepululusan yang berupa bahan kebaya untuk acara akad nikah, kain bawahan berupa batik atau songket, terkadang dilengkapi selop seta dompet
2. Cincin pengikat yang hanya dipakai wanita, bukan sepasang. Sebab, tukar cincin baru akan dilaksanakan saat akad nikah
3. Sirih pinang, yang berupa perlengkapan makan sirih yaitu daun sirih, kapur sirih, tembakau, serta pinang yang diletakkan di tempat sirih khusus sebagai “tando” upacara mengantar tando). Hal tersebut sebagai tanda bahwa kedua belah pihak telah mempunyai ikatan.
Prosesi lamaran umumnya berupa seloko atau dapat juga disebut dengan berbalas pantun antar wakil keluarga. Isi dari seloko tersebut adalah menanyakan maksud dan tujuan keluarga laki- laki bertamu ke keluarga wanita. Setelah acara tersebut, dilanjutkan dengan pemasangan cincin ke calon pengantin wanita. Lalu berlanjut ke acara makan bersama. Selesai makan, dilakukan perundingan keluarga inti. Dalam pembicaraan ini meliputi tanggal pernikahan dengan pilihan dilaksanakan sepanen jagung (3 bulan) atau sepanen padi (6 bulan) atau pilihan lainnya, adat yang digunakan apakah menggunakan pure adat jambi ataukah ada campurannya, seserahan apa saja yang akan diberikan keluarga laki- laki. Di acara ini juga membicarakan uang adat dan uang selemak manis. Uang adat biasanya berkisar antara 50-100 ribu, sementara uang selemak manis lebih besar jumlah nya, tergantung kemampuan keluarga laki- laki. Uang ini merupakan urunan untuk membantu belanja pada saat acara resepepsi pernikahan.
Persiapan dilakukan dua malam menjelang hari “H”. Masing- masing calon mempelai mempersiapkan diri untuk mengikuti prosesi malam batangas, yaitu semacam mandi uap. Hal ini dilakukan untuk mengurangi keluarnya keringat pada upacara pernikahan nanti. Khusu calon pengantin wanita, yang pada malam tersebut melakukan prosesi malam berinai. Yaitu memerahkan kuku- kuku nya dengan daun pacar.
Upacara Pernikahan
Upacara perkawinan biasanya dilaksanakan dikediaman pihak wanita. Calon mempelai pria melakukan penjemputan beserta orang tua, keluarga dan kerabat menuju rumah calon mempelai wanita diiringi rebana dan pencak silat. Setelah rombongan sampai, mereka ditaburi beras kuning kemudian calon pengantin pria duduk diatas kasur kecil atau kain permadani untuk mempersiapkan diri menghadap penghulu. Sebelum akad nikah, biasanya calon pengantin wanita membaca Al-Quran.
Upacara Serah Terima Pengantin
Upacara ini dilakukan setelah acara ijab Kabul. Diawali dengan datangnya beberapa utusan nenek mamak mempelai wanita dengan membawa barang ketempat mempelai pria. Diiringi musik rebana dan kompangan (alat musik khas Jambi) pengantin pria diarak menuju kediaman pengantin wanita, didampingi nenek mamak nya menuju kamar pengantin wanita. Pada saat bersamaan, mempelai pria di cegat oleh keluarga mempelai wanita (membuka lanse) sehingga terjadilah dialog secara spontan dengan pepatah yang memiliki makna yang sakral. Kemudian setelah proses tersebut, kedua pengantin disandingkan diatas putro ratno atau pelaminan.
Tari Persembahan
Tari persebahan adalah tari yang disajikan dalam rangka penyambutan tamu kehormatan. Gerakkan yang ditampilkan berupa gerakkan berhias. Diawali dengan merias wajah juga gerak alam yang diambil dari gerak elang menari, keriti merentang sayap, lampam bakilek dan gerak tudung awan yang ditampilkan diakhir tarian. Para tamu dipersilahkan duduk dengan terlebih dahulu menyuguhkan sekapur sirih dan setampuk pinang yang di bawakan oleh dua orang.
Demikianlah prosesi pernikahan atau perkawinan adat Jambi. Semoga artikel diatas dapat menambah wawasan Anda dalam tradisi dan budaya Indonesia.
Sumber: Weddingmagz 1 dan Weddingmagz 2